Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak brand yang mengklaim produknya ramah lingkungan. Tren hijau atau green memang lagi booming, dan nggak cuma soal produk aja, kemasan juga jadi perhatian utama. Namun, nggak semua yang berlabel “eco-friendly” itu benar-benar ramah lingkungan. Fenomena greenwashing sering muncul di sini, di mana perusahaan memberikan kesan ramah lingkungan, padahal kenyataannya nggak seindah klaim mereka.
Jadi, gimana sih caranya supaya kamu nggak terjebak dengan klaim-klaim palsu dan benar-benar memilih packaging yang otentik dan ramah lingkungan? Yuk, simak tipsnya di bawah ini!
- Jangan Hanya Percaya Pada Label “Green”
Pertama-tama, jangan gampang percaya kalau sebuah kemasan hanya diberi label “green” atau “eco-friendly.” Banyak brand yang sengaja menggunakan istilah ini untuk menarik perhatian konsumen yang semakin peduli lingkungan. Ini yang disebut dengan greenwashing, di mana perusahaan cuma mau kelihatan “hijau” tanpa komitmen nyata untuk keberlanjutan.
Untuk menghindari ini, kamu perlu cek lebih dalam lagi. Lihat apakah ada sertifikasi resmi yang mendukung klaim ramah lingkungan tersebut. Sertifikasi seperti FSC (Forest Stewardship Council), Cradle to Cradle, atau EU Ecolabel adalah tanda bahwa produk atau kemasan benar-benar memenuhi standar keberlanjutan tertentu.
- Telusuri Bahan yang Digunakan
Nggak semua bahan kemasan sama dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Misalnya, ada banyak jenis plastik yang mengklaim bisa didaur ulang, tapi kenyataannya, proses daur ulangnya rumit dan jarang terjadi. Maka, penting untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan dalam packaging tersebut.
Kertas daur ulang atau kertas FSC adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan plastik biasa. Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan bahan-bahan alternatif seperti biodegradable plastic (plastik yang bisa terurai secara alami), atau packaging berbasis tanaman yang mudah terurai tanpa meninggalkan limbah berbahaya.
Kuncinya adalah memilih bahan yang nggak cuma ramah lingkungan saat diproduksi, tapi juga saat dibuang atau didaur ulang. Pilih bahan yang siklus hidupnya minim jejak karbon dan nggak memberikan dampak negatif jangka panjang pada lingkungan.
- Hindari Kemasan Berlebihan (Overpackaging)
Meskipun packaging ramah lingkungan penting, bukan berarti kamu perlu menggunakan banyak bahan untuk setiap produk. Salah satu bentuk greenwashing yang sering muncul adalah overpackaging, di mana sebuah produk menggunakan kemasan berlapis-lapis yang sebenarnya nggak perlu.
Ini bukan cuma boros bahan, tapi juga menambah limbah. Untuk itu, pilihlah desain kemasan yang minimalis tapi tetap fungsional. Tren packaging minimalis kini banyak digemari, di mana desain lebih sederhana, tanpa banyak tambahan material, tapi tetap menarik secara estetika.
Contohnya, jika produk kamu bisa dikemas dalam satu lapisan kertas daur ulang tanpa perlu tambahan plastik, kenapa harus menambah plastik hanya untuk “nambah kesan premium”? Kadang, less is more!
- Cek Apakah Bisnisnya Transparan
Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa kemasan yang kamu pilih benar-benar ramah lingkungan adalah dengan melihat bagaimana perusahaan tersebut beroperasi. Bisnis yang transparan biasanya nggak ragu untuk membeberkan informasi mengenai bahan baku yang mereka gunakan, proses produksi, serta bagaimana dampak bisnis mereka terhadap lingkungan.
Periksa apakah ada laporan keberlanjutan yang disediakan oleh perusahaan. Kalau mereka terbuka soal bagaimana mereka mengurangi jejak karbon, mengelola limbah, atau menggunakan energi terbarukan, besar kemungkinan bisnis tersebut memang punya komitmen serius terhadap keberlanjutan.
Jangan ragu buat bertanya ke supplier packaging tentang proses mereka. Jika mereka beneran peduli sama lingkungan, mereka pasti senang hati menjelaskan detail proses yang ramah lingkungan tersebut.
- Pilih Packaging yang Bisa Didaur Ulang atau Digunakan Ulang
Kemasan yang bisa didaur ulang atau digunakan ulang tentu lebih ramah lingkungan. Tapi, penting juga untuk mengetahui seberapa mudah bahan tersebut didaur ulang di kehidupan nyata. Banyak jenis plastik, misalnya, yang secara teori bisa didaur ulang, tapi fasilitas daur ulangnya belum tersedia di semua tempat.
Bahan seperti kertas atau karton biasanya lebih mudah didaur ulang daripada plastik, dan bahkan ada banyak tempat yang menyediakan fasilitas daur ulangnya. Kemasan berbasis kertas juga punya banyak keuntungan, mulai dari bisa dicetak dengan mudah hingga biodegradable alias bisa terurai dengan sendirinya dalam waktu yang nggak terlalu lama.
Kalau bisa, coba pilih packaging yang juga reusable alias bisa digunakan kembali oleh konsumen. Misalnya, tas kain atau botol yang bisa dipakai ulang, ini nggak cuma mengurangi limbah, tapi juga menambah nilai tambah produkmu di mata konsumen.
- Gunakan Desain yang Mempertimbangkan Fungsi dan Keberlanjutan
Selain bahan, desain kemasan juga memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan. Desain yang efisien, baik dalam penggunaan ruang maupun bahan, bisa membantu mengurangi limbah.
Misalnya, kamu bisa menggunakan desain flat pack yang meminimalkan ruang saat pengiriman, atau desain modular yang memungkinkan produk dikemas dan disimpan dengan lebih efisien. Ini nggak cuma membantu mengurangi jejak karbon dari pengiriman, tapi juga mengurangi penggunaan bahan yang nggak perlu.
- Kolaborasi dengan Supplier yang Ramah Lingkungan
Tips terakhir adalah bekerja sama dengan supplier yang juga memiliki komitmen kuat terhadap lingkungan. Supplier yang sudah berinvestasi dalam teknologi hijau atau memiliki praktik bisnis yang berkelanjutan tentu lebih dapat diandalkan.
Cobalah cari supplier yang bisa membuktikan klaim ramah lingkungan mereka dengan transparansi penuh, seperti menggunakan bahan baku yang bersertifikat atau memiliki proses daur ulang yang nyata.
Menghindari greenwashing memang butuh usaha, tapi dengan sedikit riset dan ketelitian, kamu bisa memilih packaging yang benar-benar ramah lingkungan. Mulai dari memeriksa bahan yang digunakan, menghindari overpackaging, hingga bekerja sama dengan supplier yang berkomitmen pada keberlanjutan—semua langkah ini akan membantu bisnismu tetap hijau dan otentik.
Jadi, jangan tertipu dengan klaim “eco-friendly” yang sekadar kata-kata manis. Dengan tindakan yang tepat, kamu bisa membuat bisnismu benar-benar peduli lingkungan tanpa perlu ikut-ikutan tren yang kosong!